Diary of Wimpy Kid (2010)
Film
ini diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama dari hasil karya penulis
Jeff Kinney, bercerita tentang pemeran utamanya yaitu Greg Heffley (diperankan
oleh Zachary Gordon), pelajar yang baru saja memasuki sekolah menengah (di
Indonesia biasa disebut SMP) tingkat pertama. Ia diminta oleh ibunya untuk menuliskan
perasaannya tentang hari pertama di sekolah menengahnya. Disini, Greg memiliki
seorang sahabat yang bernama Rowley Jefferson (Robert Capron). Ia menganggap
sahabatnya, Rowley, inilah yang belum siap untuk masuk sekolah menengah pertama
karena sikapnya yang masih kekanak-kanakan, sedangkan Greg menganggap dirinya
sudah cukup matang dan dewasa untuk memasuki sekolah tersebut. Keseluruhan film
ini diceritakan dari sudut pandang Greg. Sehingga kita dapat mengetahui betapa rumitnya
perkembangan psikoemosional dan psikososial untuk anak-anak akhir yang akan
beranjak ke tahap remaja awal. Mereka lebih suka duduk dan berkumpul dengan kelompok
mereka masing-masing dan menganggap bahwa diri mereka adalah populer. Mereka mulai
menggunakan karakteristik internal dalam mendefinisikan diri mereka, seperti
Greg yang lebih menilai bahwa dirinya sudah matang dan dewasa dibanding
teman-temannya yang dianggap masih bersifat sangat kekanak-kanakan. Ia juga
menganggap bahwa orang tua dan teman-temannya tidak terlalu mengerti akan
keinginan dirinya (personal fable).
Rowley Jefferson & Greg Heffley
Greg
Heffley berambisi menjadi populer di sekolahnya, tepatnya ia ingin berada di dalam
buku tahunan dengan label yang baik, terfavorit atau berprestasi. Berbagai cara
ia lakukan, termasuk harus berhadapan dengan temannya, Patty Farrell, (Laine
Macneil) yang juga sangat ambisius untuk menjadi siswa terbaik di sekolahnya. Greg
mempunyai seorang kakak laki-laki yang bernama Rodrick Heffley (Devon Bostick) yang tidak memberikan contoh baik padanya
(lebih tepatnya ia di-bully oleh
kakaknya). Rodrick bukannya memberi dukungan justru malah menakut-nakuti Greg
bahwa betapa buruknya hari pertama di sekolah menengah. Hal ini juga yang
membuat Greg ingin terlihat baik di depan kakaknya dan berambisi untuk menjadi
populer dengan cara-cara yang ia anggap bukan seperti anak-anak lagi. Pada
dasarnya, yang dialami dan dilakukan oleh Greg ini merupakan proses dari
pencarian identitas diri. Ia tidak mau dianggap anak-anak lagi namun
sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya.
Di
dalam sekolah Greg, terlihat sekali beberapa anak yang dikategorikan ke dalam
status sebaya (menurut Wentzel & Asher, 1995), yaitu anak populer, anak
rata-rata, anak yang diabaikan, anak yang ditolak, dan anak-anak kontroversial.
Status sebaya ini paling terlihat ketika berada di kantin sekolah. Anak-anak
yang populer, rata-rata, maupun kontroversial, mungkin bisa saja dengan mudah
menempati tempat duduk bersama dengan kelompok mereka, sedangkan anak-anak yang
yang diabaikan dan ditolak akan sangat kesulitan mendapat tempat duduk di
kantin karena tidak seorang pun yang mengijinkan mereka untuk duduk disampingnya.
Hal ini juga yang dialami oleh Greg dan Rowley di hari pertama mereka, sehingga
mereka harus duduk di lantai kantin untuk memakan bekal mereka, bersama dengan
Fregley (Grayson Russell), anak yang dianggap paling aneh disekolahnya. Ambisi Greg
untuk menjadi populer semakin menjadi-jadi, ia melakukan berbagai hal agar
dapat menjadi populer, termasuk untuk meninggalkan Rowley dan mencari sahabat
baru, dengan salah satu tujuan agar mendapatkan tempat duduk di kantin sekolahnya ketika istirahat. Menurut
Santrock (2002), “label” yang melekat pada diri anak usia ini akan memengaruhi self-esteem dan juga berpengaruh
terhadap perkembangan psikoemosional dan psikososial mereka. Anak-anak yang
populer biasanya akan memiliki self-esteem
yang positif, namun anak-anak yang diabaikan atau ditolak kemungkinan akan
memiliki self-esteem yang negatif, mereka akan merasa tidak percaya diri, sulit
berkomunikasi dan sulit untuk bersosialisasi secara terbuka dengan orang lain.
Rodrick & Greg Heffley
Namun
yang paling menarik dari cerita ini adalah ketika Greg merasa iri dengan
sahabatnya, Rowley, yang sebelumnya ia anggap belum siap untuk bersikap lebih
dewasa seperti dirinya. Rowley yang selama ini bersikap apa adanya tiba-tiba
menjadi populer di kalangan teman-temannya, sedangkan Greg, ia justru semakin
diabaikan. Karena suatu hal, akhirnya mereka bermusuhan. Masing-masing dari mereka mencari sahabat baru dan merasa gengsi untuk meminta maaf. Namun, yang
namanya sahabat tentu saja ada ikatan di dalamnya, bukan? begitu juga dengan
Greg dan Rowley. Konflik yang tidak kalah seru membuat mereka berbaikan kembali. Fungsi bersahabatan, yaitu kawan, pendorong, dukungan fisik,
dukungan ego, perbandingan sosial dan keakraban/afeksi (Gottman & Parker
dalam Santrock, 2002) pun melekat dalam persahabatan mereka. Pada akhirnya, keinginan Greg untuk
menjadi siswa terbaik dalam buku tahunan memang belum terwujud, tetapi
persahabatan antara dirinya dan Rowley cukup untuk menuliskan nama mereka
sebagai sahabat terbaik di dalam buku tahunan tersebut.
Persahabatan,
ego, ambisi, komedi menjadi bumbu-bumbu yang menarik di dalam film ini. Film ini
cukup recommended untuk ditonton, khususnya
bagi kalian yang ingin mengetahui betapa rumitnya anak-anak pada usia ini mengeksplorasi
identitas diri dan hubungan dengan teman sebaya mereka. Menarik bukan? ;)