Monday 25 December 2017

Memaafkan dan Melupakan

Menjelang masa-masa menstruasi atau yang disebut masa PMS, dimana mood naik turun dan mungkin hormon yang mengatur tentang kegalauan lebih dominan, juga berlaku pada saya. Tanda-tanda paling terlihat ketika saya akan memasuki masa menstruasi adalah kondisi dunia tiba-tiba menjadi mellow, sendu, dan harus ada yang ditangisi. Ya, namanya masalah atau trigger untuk memancing suasana hati itu pasti ada, tapi mungkin cara menghadapinya yang akan berbeda, salah satunya, untuk saya, sangat dipengaruhi oleh mood.

Berbicara satu kejadian hidup, mungkin semua orang memiliki cara menghadapi yang berbeda-beda. Kalau saya pribadi memang lebih baik 'dimuntahkan' melalui curhat atau tulisan. Menurut sebagian memang lebay, sok bijak atau pencitraan, Tapi whatever lah, mungkin mereka punya cara lain dan tidak mau mengakui bahwa ada orang lain dengan cara yang berbeda dari dirinya. Tulisan menurut saya membuat saya lebih dapat memahami dan memaafkan suatu hal. Paling tidak isi hati bisa saya curahkan melalui tulisan yang bisa saja, hanya saya yang memahaminya. Saya suka kalimat romantis, saya suka rasa yang ditampilkan dalam suatu bahasa atau tulisan. Itu saya, mungkin anda tidak.

Menyambung dengan urusan saya dalam masa PMS dan curhatan saya dalam tulisan ini adalah permasalahan atau tepatnya bisa dibilang suatu 'ujian', datang lagi kepada saya. Sulit diceritakan secara detail karena ini tidak sepatutnya diceritakan secara gamblang. Tapi pada intinya, untuk saya, ini menyakitkan. Pada dasarnya, mungkin jika ini terjadi saat saya dalam kondisi 'normal', saya hanya akan marah dan kesal. Tapi, salahnya dalam kondisi dimana mood atau suasana hati saya dalam kondisi sangat mellow, hasilnya? i'm crying a river T___T, dimana air mata ga bisa ditahan meskipun kamu udah berulang kali mencegahnya kelihatan dari orang lain. Menyembunyikan air mata itu lebih susah dari menahan tawa loh, trust me!

Permasalahan ini amat menyakitkan buat saya, harus mengetahui satu hal yang seharusnya lebih baik saya tidak tahu, tapi karena keKEPOan saya, semua menjadi lebih jelas dan menyakitkan. Percaya deh, ini menyakitkan sekali buat saya. Mau cerita ke siapa juga bingung, karena saya sekarang bukan manusia bebas seperti dahulu lagi. Terlalu banyak tanggung jawab di pundak saya yang seharusnya saya simpan sendiri. Mungkin inilah dibilang kenapa manusia bisa meninggal karena tertekan, karena mereka tidak mampu menahan bebannya sendirian. 

Memaafkan memang mudah, namun melupakan itu yang sulit. Di hati sudah sangat memaafkan, tidak ada dendam lagi. Tapi jika teringat kembali, hati yang disayat pun bisa perih kembali, hasilnya? air mata tanpa sebab keluar lagi. kenapa tanpa sebab? karena menurut orang lain ini tanpa sebab, yang hanya tahu penyebabnya adalah pikiran dan perasaan saya. Siapa suruh buat mengingatnya lagi? toh, mau marah pun kamu gak bisa, mau pergi pun kamu gak akan mampu. Mungkin saya memang sudah memaafkan, tapi tidak akan pernah bisa lupa. Karena kecewa, itu penyebabnya.

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com